Rabu, 29 Mei 2013

Apa itu NCC ?

National Cheerleading Championship (NCC) adalah Kompetisi Cheerleading Nasional tingkat SMP dan SMA yang diselenggarakan oleh Indonesian Cheerleading Community (ICC) dengan mendapat persetujuan dari International Federation of Cheerleading (IFC).

NCC akan mempertandingkan Kompetisi Cheerleading tingkat SMA dan SMP se-Indonesia, dengan memperebutkan Piala Bergilir Ketua Umum KONI Pusat. Kompetisi akan digelar di Hall Volley Senayan (sebelah Hotel Mulia) pada tanggal 8 Januari 2008, dengan mendatangkan 3 orang Juri Internasional (dari 5 orang Juri) yang berasal dari Thailand Cheerleading Federation (TCF), Cheerleading Association of Singapore (CAS), dan Cheerleading Association and Register of Malaysia (CHARM), yang kesemuanya merupakan anggota dari IFC.


Sehari setelah kompetisi, akan digelar pula Cheerleading Seminar and Coaching clinic, yang khususnya ditujukan bagi tim luar Jakarta dan Bandung yang belum pernah bertemu dengan ICC. Acara ini dimaksudkan untuk mensosialisasikan teknik Cheerleading yang benar dan aman menurut standar IFC, untuk mengembangkan kualitas Cheerleading di daerah di luar Jakarta dan Bandung.
NCC digelar dengan tujuan antara lain : 1) Sebagai barometer perkembangan dunia Cheerleading di Indonesia; 2) Memperkenalkan standar kompetisi yang baku sesuai standard IFC; 3) Mengamati dan membina bibit-bibit baru dalam Cheerleading Indonesia untuk dikembangkan dan berprestasi di tingkat Internasional, 4) Menjadi ajang silaturahmi antar tim Cheerleader se-Indonesia; 5) Memperkenalkan Cheerleading sebagai suatu olah raga.

Senin, 13 Mei 2013

Cheerleader Sumber Cedera Siswi SMA

Cheeleader adalah pengakuan atas kepopuleran pelajar sekolah menengah, meski tidak semua anak dara peduli. Tahukah Anda bahwa sekitar 65% cedera di sekolah berasal dari kelompok ekstrakulikuler pemeriah suasana ini?

Dari catatan Pusat Penelitian Cedera Olahraga di University of North Carolina, cedera itu dibagi atas tiga golongan: fatal, cedera yang menyebabkan cacat permanen, dan luka serius seperti patah tulang namun tidak bersifat permanen.

Studi itu mengumpulkan catatan cedera atlet pria dan perempuan. Awalnya utuk mengurangi cedera pada cabang olahraga sepakbola, namun kemudian diperlebar mengingat kecelakaan sering terjadi pada tingkat sekolah menengah.

Dari tahun ke tahun cedera serius meningkat di kalangan atlet perempuan, khususnya pada kegiatan cheeleader. Dalam 25 tahun terakhir, tidak ada cabang olahraga yang menandingi jumlah cedera seperti pada cheerleader.

Dari 103 kecelakaan serius, 67 di antaranya pada gadis pemeriah suasana. Sementara cabang senam sebanyak sembilan, tiga pada hoki dan dua untuk lacrosse.
Dari gerakan cheerleader paling bahaya adalah ketika membentuk piramid. Jika susunannya rubuh atau lompatan meleset, paling banyak menyebabkan tulang retak, patah, lumpuh, bahkan kematian pada atletnya.
Dalam rekomendasi penelitian dikatakan kegiatan ekstrakulikuler itu hanya bisa dilakukan jika ada pelatih kompeten, tidak membentuk piramid lebih dari dua tingkat, dan melarang trompoline dan piramid jatuh bebas.